Pernah terkejut karena gak nyangka akan ketemu orang itu lagi?
Bertemu 2 bapak-bapak
Ketika itu libur natal menjelang tahun baru. Saya makan malam di warung tenda ayam lalapan langganan saya. Letaknya tidak jauh dari kosan. Hanya beberapa langkah berjalan kaki.
Pesanlah saya. Mas penjual sudah tahu dan hapal pesanan saya. “Nasi setengah, ayam paha, pedas sekali ya?”, ucap Mas penjual. Tersenyum saya mengiyakan. Duduklah saya sendiri. Tak lama ada 2 orang bapak-bapak. Seorang bapak duduk di depan saya, seorang lagi duduk di samping kiri saya.
Jedar jedor! Suara mercon petasan. “Duh! Sebel banget suara petasan”, celetuk saya. Bapak yang duduk di depan saya bertanya,”kenapa dek?”. Percakapan pun dimulai.
🙍🏻 : Saya gak suka petasan, takut Pak.
🙍🏽♂️ : Kalau disini mah dari sebelum natal sampai tahun baru bakal rame seperti ini. Dari mana Dek?
🙍🏻 : Jakarta Pak. Bapak darimana?
🙎🏻♂️ : Saya dari Jawa.
🙍🏻 : Wah, sudah berapa tahun disini Pak? Betah?
🙎🏻♂️ : Ya betah ga betah Dek. Kami sudah 5 tahun. Keluarga di Jawa. Kasian kalau dibawa kesini, susah pendidikan dan kesehatan. Saya disini sudah berapa kali kena malaria. Sudah kena malaria belum?
🙍🏻 : Belum, jangan sampai kena deh Pak. Saya doanya sehat selalu. Jauh dari keluarga jadi harus sehat Pak. Semoga ya ga pernah kena malaria. Alhamdulillah sih sudah setahun ga kena malaria. Semoga seterusnya sehat. Amin
🙎🏾♂️: Iya dek, jangan sampai sakit. Yang penting makannya yang bener. Jangan sampai telat makan. Pokoknya makan.
Makanan pun datang. Kami pun langsung menyantap hidangan masing-masing. Percakapan pun selesai.
Tiba-tiba bertemu lagi
Saya makan di tempat ayam lalapan langganan saya lagi.
“Loh?? Loh?? Bapak.. ketemu lagi. Kayak dejavu” hahahaa
Kami pun tertawa heran. Bedanya mereka yang lebih dulu datang dan duduk. Meja dan posisi duduknya pun sama.
🙍🏻: eh ketemu lagi. Apa kabarnya Pak?
🙎🏻♂️ : Baik Dek. Liburan ga pulang?
🙍🏻 : Engga Pak, tiket mahal banget.
Bla bla bla kami pun kembali berbincang-bincang sambil makan. Lalu kedua bapak tersebut pamit duluan.
“Kami duluan ya.”, ucap mereka berdua. “Iya Pak”, saya membalas.
Kedua bapak tersebut telah meninggalkan saya, tapi saya asik main hape. Selang beberapa menit saya baru beranjak dan akan membayar.
“Sudah Mas, berapa?”, saya bersiap membayar, mengeluarkan dompet.
“Gak usah, sudah dibayar”, jawab seorang Mas Penjual. Seorang lagi menambahkan “Iya, sudah dibayar”.
Saya kaget melongok 😱 “apa? Sudah dibayar? Beneran nih?”
Mereka kompak menjawab “bener Mba”.
Oke baiklah, alhamdulillah. Terima kasih. Dan Kedua mas penjual tersenyum.
Apakah kebetulan?
Sore ini, Sabtu 13 Jan 2018 saya naik angkot (kalau di Papua bilangnya taksi) dari depan 751 mau ke Saga. Saya mau beli gas.
Saya duduk di belakang supir. Samping saya ibu-ibu berkerudung. Di depan, tepat di samping supir ibu-ibu berkerudung juga yang mana teman dari ibu di samping saya. Angkot belok ke pasar lama. Turunlah kedua ibu-ibu tersebut. Saya pun turun dan pindah ke depan, duduk di samping supir.
Tak berapa lama saya turun di sebrang Saga. “pak saya turun di depan saja, mau ke saga”. Menyebranglah saya dan masuk ke Saga. Saya memilih-milih, berkeliling, dan membeli 2 gas, plastik sampah, potongan buah semangka, melon, dan yogurt. Tanpa lama-lama saya langsung ke kasir untuk membayar. Setelah saya membayar, keluarlah saya dan menunggu angkot.
Tarataaaa angkotpun datang. Eh angkot yang tadi. Bapak supirnya tersenyum heran dan ramah. “Eh ketemu lagi. Hehee naik angkot ini lagi.” Kataku.Ya ampun, kok bisa ketemu lagi?apa kebetulan?
Tidak ada yang kebetulan
Seorang kakak (bukan kandung, tapi sudah saya anggap kakak sendiri) pernah berkata dan mengulas bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua sudah diatur oleh Tuhan. Setiap pertemuan dan perpisahan atas kehendakNya.
Seseorang juga pernah menyampaikan bahwa segala yang terjadi dalam hidup sudah tertulis.
“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah” (QS. Al-Hadid 57: Ayat 22)
Dan menambahkan : “Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Yunus 10: Ayat 107)
Nah berati jika tiba-tiba saya bertemu dan ditraktir makan itu atas kehendak Allah. Allah yang memberikan kebaikan kepada sayamelalui orang yang saya temui.
Ya ampun, baik banget Allah sama saya. Memang ALLAH MAHA BAIK.
Jadi, apa masih mikir ini kebetulan Put?Tentu tidakkan.. 😘